Juventus's Blog

  • Subscribe to our RSS feed.
  • Twitter
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Facebook
  • Digg

Thursday, 28 June 2012

TUGAS BAHASA INDONESIA BUAT PROPOSAL

Posted on 02:21 by Unknown



 
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.     Latar Belakang Masalah
Perubahan teknologi sekarang ini berkembang begitu pesat, sehingga dibutuhkan pemikiran-pemikiran yang inovatif dengan menggunakan peralatan yang ada untuk sebuah aplikasi tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. Begitu pula dengan bidang elektronika, perkembangan teknologi khususnya pada Mikroprosessor dengan cara automatisasi dalam segala hal yang dapat meringankan pekerjaan manusia dan menjadikan segalanya serba instan, praktis dan ekonomis.
Di jaman era globalisasi ini, banyak sekali kebutuhan manusia di bidang peralatan elektronika. Salah satu contohnya yaitu untuk kebersihan lingkungan. Disinilah  penulis mendapatkan ide untuk merancang sebuah alat yakni “Tempat Sampah Otomatis Berbasis Mikrokontroller ATMega8535”, dimana bagian penutup dari alat ini dapat membuka dan menutup secara otomatis. Selain itu, alat ini juga dapat mendeteksi ketika tempat sampah tersebut sudah penuh.
Alat ini di buat dengan memasang sensor PIR pada bagian penutupnya, yang berfungsi sebagai media inputan, dimana sensor PIR ini dapat mendeteksi adanya gerak di sekitarnya, sehingga penutup alat tersebut dapat terbuka dan tertutup secara otomatis, tanpa harus menyentuh tempat sampah tersebut, sehingga tidak perlu khawatir kuman yang ada pada tempat sampah berpindah ke tangan kita. Di bagian dalam alat ini juga terdapat inframerah dan fototransistor, yang dapat mendeteksi penuhnya tempat sampah tersebut. Jika inframerah dan fototransistor terhalang oleh sampah yang telah penuh di dalamnya, maka buzzer akan berbunyi, dan pada LCD akan di tampilkan kata, “TEMPAT SAMPAH PENUH”. Dengan demikian, tempat sampah ini, tidak bsa diisi sampah lagi, sampai sampah-sampah yang ada di dalamnya di keluarkan.




1.2.     Batasan Masalah
Pada kondisi awal yaitu tutup tempat sampah dalam keadaan tertutup. Inputan berupa gerakan tubuh manusia yang akan di deteksi oleh sensor PIR. Apabila ada gerakan tubuh manusia maka secara otomatis tutup akan membuka yang nantinya akan di olah oleh mikrokontroler ATMega8535. Mikrokontroler ATMega8535 ini berfungsi sebagai pengendali alat tutup tempat sampah otomatis. Pada mikrokontroler ATMega8535 ini telah tersimpan instruksi-instruksi sebagai pedoman bagi tutup dari alat tempat sampah otomatis untuk melakukan keputusan. Sedangkan output pada alat ini adalah gerakan motor DC yang berfungsi membuka dan menutup tutup tempat sampah yang bekerja berdasarkan kondisi yang diperoleh dari sensor PIR. LCD dan buzeer disini berfungsi sebagai penanda peringatan yang di peroleh dari sensor Inframerah dan Fototransistor apabila terhalang pada saat sampah sudah penuh. Secara otomatis motor dua akan  membuka pintu bawah dan sampah-sampah tersebut keluar dengan sendirinya, sehingga sensor inframerah dan fototransistor menjadi tidak terhalang oleh sampah lagi, maka buzzer akan mati, dan LCD akan menampilkan kata “ SILAHKAN BUANG SAMPAH” atau dengan kata lain, tempat sampah tersebut sudah bisa di gunakan kembali.

1.3.     Tujuan Penulisan
Secara umum, tujuan dari Penulisan Ilmiah ini yaitu, agar penulis dapat memahami bagaimana suatu perangkat elektronika dapat bekerja dengan baik sesuai dengan fungsinya. Selain itu juga bertujuan untuk menambah wawasan penulis di bidang elektronika.
Penulisan Ilmiah ini juga bertujuan untuk meneliti, apakah alat yang telah di buat oleh penulis ini, sudah bekerja sesuai dengan yang di harapkan, sehingga layak di terapkan di lingkungan masyarakat.

1.4.     Metode Penulisan
Metode yang digunakan penulis pada penulisan ini yaitu :
a.      Observasi
Penulis mengamati, meneliti, mengumpulkan dan menganalisa secara langsung segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian.

b.      Wawancara
Mencari sumber dengan bertanya kepada narasumber yang lebih berpengalaman di bidang elektronika dan pemograman.

c.      Pengumpulan Data
Penulis memperoleh data-data dan informasi baik dari situs internet maupun buku-buku elektronika dan pemograman yang berhubungan dengan alat tersebut, selanjutnya data-data dan informasi yang telah di peroleh tadi, di kumpulkan untuk di jadikan referensi dalam Penulisan Ilmiah ini.

1.5.     Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam Penulisan Ilmiah ini terdiri dari 4 (lima) bab yaitu :

BAB I         PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menguraikan tentang latar belakng masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II        LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan tentang semua yang berhubungan dengan alat yang di rancang penulis.
BAB III       PERANCANGAN ALAT
Dalam bab perancangan alat ini, penulis menganalisa rangkaian baik secara diagram blok rangkaian maupun secara diagram rangkaian seutuhnya, komponen-komponen yang digunakan, tabel pengujian alat, serta aplikasi yang digunakan untuk menunjang alat yang di buat sehingga dalam penggunaannya akan semakin jelas dan mudah dimengerti.
BAB IV      PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari penjelasan alat yang di buat penulis, dan saran dari penulis tentang Penuliusan Ilmiah ini.





Read More
Posted in Softskill | No comments

Friday, 4 May 2012

TUGAS BAHASA INDONESIA MINGGU KE TUJUH

Posted on 04:52 by Unknown


Definisi Data dan Pengumpulan Data

Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap petanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan ditentukan oleh variabel-variabel yang ada dalam hipotesis. Data itu dikumpulkan oleh sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas sekumpulan unit analisis sebagai sasaran penelitian. Mengumpulkan data memang pekerjaan yang melelahkah dan kadang-kadang sulit. Contohnya jika pengumpul data melakukan sedikit kesalahan sikap dan interview misalnya, akan mempengaruhi data yang diberikan oleh responden. Kesimpulannya dapat salah. Maka mengumpulkan data merupakan pekerjaan yang penting dalam meneliti.
Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data merupakan bentuk jamak dari datum, berasal dari bahasa Latin yang berarti "sesuatu yang diberikan". Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau citra.
Dalam keilmuan (ilmiah), fakta dikumpulkan untuk menjadi data. Data kemudian diolah sehingga dapat diutarakan secara jelas dan tepat sehingga dapat dimengerti oleh orang lain yang tidak langsung mengalaminya sendiri, hal ini dinamakan deskripsi. Pemilahan banyak data sesuai dengan persamaan atau perbedaan yang dikandungnya dinamakan klasifikasi.
Dalam pokok bahasan Manajemen Pengetahuan, data dicirikan sebagai sesuatu yang bersifat mentah dan tidak memiliki konteks. Dia sekedar ada dan tidak memiliki signifikansi makna di luar keberadaannya itu. Dia bisa muncul dalam berbagai bentuk, terlepas dari apakah dia bisa dimanfaatkan atau tidak.
Menurut berbagai sumber lain, data dapat juga didefinisikan sebagai berikut:
•      Menurut kamus bahasa inggris-indonesia, data berasal dari kata datum yang berarti fakta.
•      Dari sudut pandang bisnis, data bisnis adalah deskripsi organisasi tentang sesuatu (resources) dan kejadian (transactions)yang terjadi.
•      Pengertian yang lain menyebutkan bahwa data adalah deskripsi dari suatu kejadian yang kita hadapi. Intinya data itu adalah suatu fakta-fakta tertentu sehingga menghasilkan suatu kesimpulan dalam menarik suatu keputusan

 
Tehnik Pengumpulan Data
·         Kuisioner
Data yang diungkap dalam penelitian dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: fakta, pendapat, dan kemampuan. Untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang diteliti, digunakan tes. Perlu kita pahami bahwa yang dapat dikenai tes bukan hanya manusia. Mesin mobil jika akan diketahui masih baik atau tidak, data kemampuannya seberapa, juga dites dengan alat tertentu. Untuk manusia, instrumen yang berupa tes ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi.
Sebagian besar penelitian umumnya menggunakan kuesioner sebagai metode yang dipilih untuk mengumpulkan data. Kuesioner atau angket memang mempunyai banyak kebaikan sebagai instrumen pengumpul data. Memang kuesioner baik, asal cara dan pengadaannya mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam penelitian. Sebelum kuesioner disusun, maka harus dilalui prosedur.
Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.
Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner.
Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang lebih spesifik dan tunggal.
Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan teknik analisisnya.
Penentuan sampel sebagai responden kuesioner perlu mendapat perhatian pula. Apabila salah menentukan sampel, informasi yang kita butuhkan barangkali tidak kita peroleh secara maksimal. Kita ambil contoh, kita ingin mengetahui daya tarik orang terhadap kuesioner. Maka kita mengirimkan ribuan kuesioner kepada responden secara acak melalui buku telepon dan meminta mereka untuk mengembalikan lewat pos berlangganan, jadi responden tidak perlu membeli perangko. Hasilnya dapat ditebak, yaitu bahwa semua responden akan suka dengan kuesioner. Mengapa? Tentu saja, responden yang tidak suka dengan kuesioner akan membuang kuesioner ke tempat sampah atau dijadikan bungkus kacang.

·         Wawancara
Di samping memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengumpulkan data, dengan metode interview peneliti harus memikirkan tentang pelaksanaannya. Memberikan angket kepada responden dan menghendaki jawaban tertulis, lebih mudah jika dibandingkan dengan mengorek jawaban responden dengan bertatap muka.
Sikap pada waktu datang, sikap duduk, kecerahan wajah, tutur kata, keramahan, kesabaran serta keseluruhan penampilan, akan sangat berpengaruh terhadap isi jawaban responden yang diterima oleh peneliti. Oleh sebab itu, maka perlu adanya latihan yang intensif bagi calon interviewer (penginterviu).
Agar tidak ada pokok-pokok yang tertinggi.
Agar pencatatannya lebih cepat. Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara :
Pedoman wawasan tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Tentu saja kreativitas pewawancara sangat diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis pedoman ini lebih banyak tergantung dari pewawancara. Pewawancaralah sebagai pengemudi jawaban responden. Jenis interviu ini cocok untuk penilaian khusus.Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai check-list. Pewawancara tinggal membubuhkan tanda Ö (check) pada nomor yang sesuai.


·         Observasi
Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Dari peneliti berpengalaman diperoleh suatu petunjuk bahwa mencatat data observasi bukanlah sekadar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian ke dalam suatu skala bertingkat. Misalnya kita memperhatikan reaksi penonton televisi itu, bukan hanya mencatat bagaimana reaksi itu, dan berapa kali muncul, tetapi juga menilai, reaksi tersebut sangat, kurang, atau tidak sesuai dengan yang kita kehendaki.
Sebagai contoh dapat dikemukakan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui proses belajar-mengajar di kelas. Variabel yang akan diungkap didaftar, kemudian di tally kemunculannya, dan jika perlu kualitas kejadian itu dijabarkan lebih lanjut.

·         Dokumentasi
Tidak kalah penting dari metode-metode lain, adalah metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Dibandingkan dengan metode lain, maka metode ini agak tidak begitu sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum berubah. Dengan metode dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati.
Dalam menggunakan metode dokumentasi ini peneliti memegang check-list untuk mencari variabel yang sudah ditentukan. Apabila terdapat/muncul variabel yang dicari, maka peneliti tinggal membubuhkan tanda check atau tally di tempat yang sesuai. Untuk mencatat hal-hal yang bersifat bebas atau belum ditentukan dalam daftar variabel peneliti dapat menggunakan kalimat bebas.

Jenis – Jenis Data
·         Jenis Data Berdasarkan Sumbernya
1.      Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi, wawancara, diskusi terfokus (focus grup discussion – FGD) dan penyebaran kuesioner.
2.      Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.
·         Jenis Data Berdasarkan Bentuk dan Sifatnya
Berdasarkan bentuk dan sifatnya, data penelitian dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu data kualitatif (yang berbentuk kata-kata/kalimat) dan data kuantitatif (yang berbentuk angka). Data kuantitatif dapat dikelompokkan berdasarkan cara mendapatkannya yaitu data diskrit dan data kontinum. Berdasarkan sifatnya, data kuantitatif terdiri atas data nominal, data ordinal, data interval dan data rasio.
1.      Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video.
2.    Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika.
Berdasarkan proses atau cara untuk mendapatkannya, data kuantitatif dapat dikelompokkan dalam dua bentuk yaitu sebagai berikut:
o    Data diskrit adalah data dalam bentuk angka (bilangan) yang diperoleh dengan cara membilang. Contoh data diskrit misalnya:
1)      Jumlah Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan XXX sebanyak 20.
2)      Jumlah siswa laki-laki di SD YYY sebanyak 67 orang.
3)      Jumlah penduduk di Kabupaten ZZZ sebanyak 246.867 orang.
Karena diperoleh dengan cara membilang, data diskrit akan berbentuk bilangan bulat (bukan bilangan pecahan).
o    Data kontinum adalah data dalam bentuk angka/bilangan yang diperoleh berdasarkan hasil pengukuran. Data kontinum dapat berbentuk bilangan bulat atau pecahan tergantung jenis skala pengukuran yang digunakan. Contoh data kontinum misalnya:
1)      Tinggi badan Budi adalah 150,5 centimeter.
2)      IQ Budi adalah 120.
3)      Suhu udara di ruang kelas 24o Celcius.
Berdasarkan tipe skala pengukuran yang digunakan, data kuantitatif dapat dikelompokan dalam empat jenis (tingkatan) yang memiliki sifat berbeda yaitu:
o    Data nominal atau sering disebut juga data kategori yaitu data yang diperoleh melalui pengelompokkan obyek berdasarkan kategori tertentu.  Perbedaan kategori obyek hanya menunjukan perbedaan kualitatif. Walaupun data nominal dapat dinyatakan dalam bentuk angka, namun angka tersebut tidak memiliki urutan atau makna matematis sehingga tidak dapat dibandingkan. Logika perbandingan “>” dan “<” tidak dapat digunakan untuk menganalisis data nominal. Operasi matematika seperti penjumlahan (+), pengurangan (-), perkalian (x), atau pembagian (:) juga tidak dapat diterapkan dalam analisis data nominal. Contoh data nominal antara lain:
·      Jenis kelamin yang terdiri dari dua kategori yaitu:
(1)  Laki-laki
(2)  Perempuan
Angka (1) untuk laki-laki dan angka (2) untuk perempuan hanya merupakan simbol yang digunakan untuk membedakan dua kategori jenis kelamin. Angka-angka tersebut tidak memiliki makna kuantitatif, artinya angka (2) pada data di atas tidak berarti lebih besar dari angka (1), karena laki-laki tidak memiliki makna lebih besar dari perempuan. Terhadap kedua data (angka) tersebut tidak dapat dilakukan operasi matematika (+, -, x, : ). Misalnya (1) = laki-laki, (2) = perempuan, maka (1) + (2) ≠ (3), karena tidak ada kategori (3) yang merupakan hasil penjumlahan (1) dan (2).
·      Status pernikahan yang terdiri dari tiga kategori yaitu: (1) Belum menikah, (2) Menikah, (3) Janda/ Duda. Data tersebut memiliki sifat-sifat yang sama dengan data tentang jenis kelamin.
o   Data ordinal adalah data yang berasal dari suatu objek atau kategori yang telah disusun secara berjenjang menurut besarnya. Setiap data ordinal memiliki tingkatan tertentu yang dapat diurutkan mulai dari yang terendah sampai tertinggi atau sebaliknya. Namun demikian, jarak atau rentang antar jenjang yang tidak harus sama. Dibandingkan dengan data nominal, data ordinal memiliki sifat berbeda dalam hal urutan. Terhadap data ordinal berlaku perbandingan dengan menggunakan fungsi pembeda yaitu  “>” dan “<”. Walaupun data ordinal dapat disusun dalam suatu urutan, namun belum dapat dilakukan operasi matematika ( +, – , x , : ). Contoh jenis data ordinal antara lain:
·      Tingkat pendidikan yang disusun dalam urutan sebagai berikut:
(1)  Taman Kanak-kanak (TK)
(2)  Sekolah Dasar (SD)
(3)  Sekolah Menengah Pertama (SMP)
(4)  Sekolah Menengah Atas (SMA)
(5)  Diploma
(6)  Sarjana
Analisis terhadap urutan data di atas menunjukkan bahwa SD memiliki tingkatan lebih tinggi dibandingkan dengan TK dan lebih rendah dibandingkan dengan SMP. Namun demikian, data tersebut tidak dapat dijumlahkan, misalnya SD (2) + SMP (3) ≠ (5) Diploma. Dalam hal ini, operasi  matematika ( + , – , x, : ) tidak berlaku untuk data ordinal.
·      Peringkat (ranking) siswa dalam satu kelas yang menunjukkan urutan prestasi belajar tertinggi sampai terendah. Siswa pada peringkat (1) memiliki prestasi belajar lebih tinggi dari pada siswa peringkat (2).
o   Data Interval adalah data hasil pengukuran yang dapat diurutkan atas dasar kriteria tertentu serta menunjukan semua sifat yang dimiliki oleh data ordinal. Kelebihan sifat data interval dibandingkan dengan data ordinal adalah memiliki sifat kesamaan jarak (equality interval) atau memiliki rentang yang sama antara data yang telah diurutkan. Karena kesamaan jarak tersebut, terhadap data interval dapat dilakukan operasi matematika penjumlahan dan pengurangan ( +, – ).

Variabel data

·         Independen Variabel Definisi 
Apa yang merupakan variabel independen? Variabel independen adalah variabel yang dimanipulasi oleh peneliti. Variabel bebas adalah sesuatu yang diduga mempengaruhi variabel dependen. Peneliti menentukan bagi peserta tingkat apa atau kondisi dari variabel independen yang peserta dalam percobaan menerima. Sebagai contoh, setiap peserta dalam percobaan mungkin acak ditunjuk untuk kondisi suatu percobaan atau kondisi kontrol. 

·         Dependent Variabel Definisi
Apa yang dimaksud dengan variabel terikat? Variabel terikat adalah variabel yang hanya diukur oleh peneliti. Ini adalah variabel yang mencerminkan pengaruh variabel independen. Misalnya, variabel dependen akan menjadi variabel yang dipengaruhi oleh yang acak ke salah satu kondisi eksperimental atau kondisi kontrol. 

·         Contoh Variabel Independen dan Contoh Variabel Dependent 
Untuk memperjelas konsep dari variabel bebas dan variabel terikat, penting untuk memberikan contoh.  Bayangkan bahwa Anda ingin tahu apakah mendengarkan musik akan meningkatkan produktivitas di tempat kerja. Anda menetapkan secara acak masing-masing peserta dalam percobaan ini ke salah satu kondisi eksperimental atau kondisi kontrol. Dalam kondisi eksperimental, peserta mendengarkan musik sambil mereka bekerja. Dalam kondisi kontrol, peserta tidak mendengarkan musik saat mereka bekerja. Dalam contoh ini, mendengarkan musik vs tidak mendengarkan musik adalah variabel independen. Variabel terikat dalam contoh ini adalah produktivitas. 
Sekarang bayangkan Anda ingin mengetahui apakah resume satu halaman atau dua halaman adalah lebih persuasif.
 Anda menetapkan secara acak masing-masing peserta untuk membaca resume satu halaman atau dua halaman, dan kemudian mereka membuat keputusan tentang apakah orang yang harus dipekerjakan untuk pekerjaan. Dalam contoh ini, variabel independen adalah satu halaman vs dua halaman resume. Variabel terikat dalam contoh ini adalah penghakiman perekrutan.

Referensi :
http://gogopratamax.blogspot.com/2012/04/pengumpulan-data-jenis-data-dan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Data
http://csuryana.wordpress.com/2010/03/25/data-dan-jenis-data-penelitian/
www.psychologyandsociety.com/variables.html
Read More
Posted in Softskill | No comments

Saturday, 28 April 2012

TUGAS BAHASA INDONESIA MINGGU KE ENAM

Posted on 16:38 by Unknown

PENJELASAN MENGENAI METODE ILMIAH


Metode ilmiah  atau  proses ilmiah  merupakan proses keilmuan  untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:
1.    Karakterisasi (pengamatan dan pengukuran)
2.    Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran)
3.    Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)
4.    Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)


v   Karakteristik Metode Ilmiah
Metode ilmiah merupakan sistem / metode / cara yang secara ketat mengatur pengetahuan tentang gejala alam dan gejala sosial untuk menemukan prinsip baru. Dan Karakteristik Metode Ilmiah diantaranya :
1.   Karya Ilmiah Harus Berdasarkan Fakta
Ya. menulis karya ilmiah harus berdasarkan fakta, bukan hasil imajinasi atau semacammnya . dan fakta” itu berupa data empiris yang harus dapat diukur dan dianalisis lebih lanjud .
2.   Karya Ilmiah Harus Berdasarkan Pertimbangan Objektif
pertimbangan objektif didasarkan pada pertimbangan apa adanya bukan bersifat subyektif, bebas dari prasangka dan kira”.
3.   Karya Ilmiah Harus Menggunakan Asas Analisis
Maksudnya, karya ilmiah itu harus dapat dianalisis (diuraikan, dibandingkan, diinterpretasikan). yang artinya karya ilmiah harus dapat menggambarkan karakteristik , fungsi dan kaitan permasalahan satu dengan yang lainnya.

4.   Karya Ilmiah Harus Bersifat Kuantitatif – Kualitatif
Pendekatan ilmiah beda dengan pendekatan alamiah. kalo pendekatan ilmiah itu sifatnya kuantitatif tapi kalo pendekatan alamiah itu sifatnya kualitatif.
5.   Karya Ilmiah Menggunakan Logika Deduktif – Hipotetik
Logika deduktif adalah penalaran yg bertitik tolak dan hal-hal yg sifatnya umum yg sudah memiliki kebenaran yg pasti baik dr hasil penelitian para pakar ato dr yg lainnya.
Kebenaran hipotesis harus dibuktikan secara empiris melalui penelitian lapangan maka disebut bahwa karya ilmiah tersebut sesuai logika deduktif-hipotetik
6.   Karya Ilmiah Harus Menggunakan Logika Induktif Generalisasi
Kebenaran hipotesis bersifat rasional, oleh karenanya bersifat sementara . Untuk memperoleh kebenaran ilmiah masih harus dibuktikan dengan data empiris hasil penelitian . ksimpulan dr data empiris bsifat generalisasi. sdangkan kesesuaian data empiris dengan pemikiran rasional hipotesis disebut asas korespondensi. kesimpulan yg bersifat generalisasi dr data empiris disebut logika induktif yg kebenrannya bersifat probabilistik.
v   Langkah – Langkah Metode Ilmiah
Metode ilmiah suatu cara yang ditempuh oleh ilmuwan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Dalam melakukan penelitian (baik penelitian ilmu sosial, ekonomi, IPA dsb) perlu dilakukan langkah - langkah metode ilmiah. Langkah-langkah metode ilmiah perlu dilakukan karena penelitian tersebut bersifat ilmiah, dan harus bisa tersusun secara sistematis, objektif, dan terfokus pada bahasan penelitian. Adapun langkah-langkah dalam metode ilmiah adalah sebagai berikut :

1.   Perumusan Masalah
Perumusan masalah adalah penjelasan mengenai apa yang akan kita teliti? Mengapa masalah itu perlu diteliti? Bagaimana masalah itu diteliti? Singkatnya: Apa? Mengapa? Bagaimana?
Berikut contoh beberapa permasalahan yang bisa diambil menjadi salah satu penelitian.
·       Apa penyebab terjadinya hama pada tanaman?
·       Mengapa tanaman akan mati jika tidak diberi pupuk, namun jika diberi pupuk akan tumbuh subur?
·       Bagaimana tanaman melakukan proses fotosintesis?
Setelah selesai melakukan perumusan masalah, buatlah tujuan dari penelitian, tujuan penelitian adalah hasil yang diinginkan dari penelitian. 

2.   Perumusan Hipotesis
Rumusan masalah diperoleh melalui pengamatan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan hipotesis. Hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan terhadap masalah yang akan diteliti. Walaupun bersifat dugaan, hipotesis harus rasional. Hipotesis bisa didapatkan dengan melakukan uji coba.

3.   Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah rancangan yang berisi tentang rencana atau hal-hal yang harus dilakukan sebelum, selama, dan setelah penelitian. Jenis penelitian bisa berupa:
·       Deskriptif, yaitu penelitian yang memberikan gambaran yang sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat yang objektif mengenai masalah yang diangkat dalam penelitian.
·       Eksperimental, yaitu penelitian yang menggunakan kelompok pembanding. Kelompok pembanding disebut juga kelompok control, kelompok control ini yang nantinya akan menjadi pembanding kelompok percobaan.
Dalam rancangan penelitian terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan peneliti,  yaitu:
a.   Variabel penelitian
Variabel dalah faktor yang mempengaruhi hasil penelitian. Variabel memiliki beberapa jenis, di antaranya:
·       Variabrel Bebas, adalah variable yang tidak terikat, yang sengaja menerima perlakuan atau sengaja dirubah dan dapat mengalami perubahan dengan pola teratur.
·       Variabel Terikat, adalah variable yang mengalami perubahan dengan pola yang teratur. Variabel terikat dipengaruhi oleh variable bebas.
·       Variabel Kontrol, adalah variabel yang digunakan sebagai pembanding dan tidak mengalami perlakuan atau tidak diubah selama penelitian
b.   Populasi
Populasi adalah kumpulan objek penelitian. Objek penelitian dapat berupa orang, organisasi, kelompok, lembaga, buku, kata-kata, surat kabar dan lain-lain.

4.   Pelaksanaan Penelitian
Memasuki tahap pelaksanaan penelitian perlu melakukan persiapanyang dapat diwujudkan dengan membuat rancangan penelitian. yang harus dipersiapkan dalam tahapan ini, diantaranya alat, bahan, tempat, waktu, dan teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data di antaranya adalah:
a.   Pencatatan
Dalam pelaksanaan pengambilan data, hasil penelitian dicatat sebagai data. Data bisa diperoleh dengan dua cara; Data kualitatif; adalah data yang diperoleh dari pengamatan data Kuantitatif, adalah data yang diperoleh dari pengukuran sehingga dapat diperoleh angka-angka.
b.   Pengolahan data
Data yang sudah tercatat, bisa diolah dalam bentuk tabel, bagan, grafik. Pengolahan data menjadi tabel, bagan dan grafik dapat memudahkan peneliti dan orang lain dalam membaca dan memahami penelitian.  
c.   Menarik kesimpulan
Setelah pengolahan data selesai maka kita dapat mengetahui hipotesis yang dibuat, apakah sesuai atau tidak. Baru kemudian menarik kesimpulan, dan dapat diketahui apakah kesimpulan yang sudah dihasilkan tersebut dapat mendukung hipotesis atau bertolak belakang dengan hipotesis.

5.   Laporan Penelitian
Setelah langkah dalam metode penelitian sudah selesai maka hasil penelitian harus disusun dalam bentuk laporan penelitian dengan baik dan sistematis. Sistematika laporan penelitian disusun seperti berikut.:
·       Pendahuluan atau latar belakang masalah
·       Kajian pustaka
·       Metode penelitian
·       Hasil dan pembatasan penelitian
·       Kesimpulan dan saran

Sumber :
http://www.anneahira.com/langkah-langkah-metode-ilmiah.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah
Read More
Posted in Softskill | No comments
Older Posts Home
Subscribe to: Posts (Atom)

Popular Posts

  • Peran Teknologi Nano di Bidang IT
    Peran teknologi nano dalam pengembangan teknologi informasi (IT,  information technology ), sudah tidak diragukan lagi. Bertambahnya kecepat...
  • Korupsi dan Dampak Bagi Perekonomian Indonesia
    Definisi korupsi sesungguhnya beragam. Namun jika dipandang dari sisi ekonomi, korupsi berarti the misuse of public office for private gain...
  • KPK vs DPR
    Pertemuan DPR dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hari ini menjadi pertaruhan yang teramat besar dan penting. Ini pertaruhan apakah KPK...
  • Analisis Tugas dan Interface
    Analisis tugas adalah proses menganalisis bagaimana manusia melaksanakan tugas, apa saja yang mereka lak...
  • HELP DAN DOKUMENTASI
    Tinjauan User mempunyai perbedaan kebutuhan User support seharusnya : o    Tersedia tetapi t...
  • Fenomena Siklus Matahari
    Seperti yang kita tahu matahari juga melakukan perjalanan evolusinya. Dalam aktivitasnya matahari sebagai bintang juga menunjukkan sifat-s...
  • TUGAS BAHASA INDONESIA MINGGU KE ENAM
    PENJELASAN MENGENAI METODE ILMIAH Metode ilmiah    atau    proses ilmiah    merupakan proses ke ilmuan    untuk memperoleh   pengetahuan   s...
  • Sistem Kendali Fly-by-wire
    Pada beberapa dekade setelah Wright bersaudara melakukan penerbangan pertama, semua pesawat menggunakan sistem kendali mekanikal dan hidro...
  • Karakteristik dan aspek-aspek yang mempengaruhi manajemen proyek
    Karakteristik dan aspek-aspek yang mempengaruhi manajemen proyek karakteristik manajemen proyek maupun aspek2 yang mempengaruhinya sangat pe...
  • Sistem Peringatan Dini untuk Tsunami
    Menurut bahasa yang mudah dimengerti, sistem peringatan dini adalah sistem yang menginformasikan kemungkinan terjadinya bahaya sebelum bah...

Categories

  • Champion League
  • IMK
  • Juventus FC
  • My Team Favourite
  • Sofskill
  • Softskill

Blog Archive

  • ▼  2012 (30)
    • ▼  June (1)
      • TUGAS BAHASA INDONESIA BUAT PROPOSAL
    • ►  May (1)
    • ►  April (2)
    • ►  March (3)
    • ►  January (23)
  • ►  2011 (27)
    • ►  December (4)
    • ►  October (8)
    • ►  June (4)
    • ►  May (4)
    • ►  March (5)
    • ►  February (2)
  • ►  2010 (5)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
Powered by Blogger.

About Me

Unknown
View my complete profile